Wanita adalah mahluk ciptaan tuhan yang sangat indah dan menarik,tapi tidak semua wanita akan menjadi type pria yang di sukainya,apalagi jika anda suka duluan sama si pria, itu sulit.Dan saya punya tips Cara Membuat Pria Kagum Dengan Anda.
Desain Kamar Kost Sederhana Tapi Menarik - Siapa sih yang engga ingin ngerasa nyaman tinggal di kamar??, apa lagi kalau lagi jauh dari keluaraga,misalnya pergi kuliah atau kerja di luar daerah, dan pastinya anda perlu kamar untuk di tempati tinggal.
Sulapa Media adalah badan usaha yang bergerak di bidang Konsultan IT & Training: Konsultan dan Sekolah Internet Marketing yang berpusat di Makassar. Makassar adalah pusat gerbang di Indonesia Timur dalam teknologi digital. Dengan memberikan kurikulum yang inovatif, sekolah internet marketing sulapa media selangkah lebih maju dari sekolah-sekolah internet marketing yang berada di kawasan ini.
Setelah berkecimpung (praktisi) dalam bidang Internet Marketing sejak tahun 2007 hingga saat ini, berdasarkan pengalaman tersebutlah Sulapa Media hadir sebagai kursus / sekolah Internet Marketing yang dikelola secara profesional dan telah memiliki legalitas formal.
Untuk menunjang sistem pembelajaran yang baik, kami telah memilih sistem training internet marketing secara komprehensif, yang dimana ini juga didesain untuk kalangan pemula, menengah dan yang telah mahir. Lebih jauh lagi, Pendiri sekolah online ini memiliki Visi untuk menciptakan sebuah Revolusi Bisnis di Indonesia yang dapat menumbuhkan para profesional independen dan perusahaan UKM.
Saat ini Sulapa Media membuka lowongan kerja untuk 2 tenaga Customer Service (CS) di Makassar, adapun tugas dari CS nanti yakni melayani pelanggan via online.
Adapun syarat bagi pelamar kerja : - Wanita - Umur maks. 25 tahun - Pendidikan min. SMA - Bisa menggunakan Facebook, Twitter, Blackberry Messenger, Whatsapp dan Line - Ramah, jujur, ulet dan bertanggung jawab - Dapat berkomunikasi dengan baik.
Kirimkan data diri anda ke email my@sulapamedia.com
PT. Mayora Indah Tbk. (Perseroan) didirikan pada tahun 1977 dengan
pabrik pertama berlokasi di Tangerang. Menjadi perusahaan publik pada
tahun 1990. Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, kegiatan usaha Perseroan
diantaranya adalah dalam bidang industri. Di Indonesia, Perseroan tidak
hanya dikenal sebagai perusahaan yang memproduksi makanan dan minuman
olahan, tetapi juga dikenal sebagai market leader yang sukses
menghasilkan produk produk yang menjadi pelopor pada kategorinya masing
masing.
Untuk mendukung perkembangan Perseroan secara organisasi, Divisi SDM
secara berkelanjutan menyelenggarakan Mayora Development Program, untuk
mendapatkan calon pekerja dari perguruan tinggi ternama dari seluruh
universitas baik dari dalam maupun dari luar negeri untuk bergabung dan
mengembangkan kemampuan profesional mereka sebagai kader pemimpin
Mayora dimasa depan.
PT Mayora saat ini membuka lowongan kerja bagi karyawan yang handal, dinamis, Inovasi, Focus dan Teamwork untuk mengisi berbagai posisi sebagai berikut :
1. Analis – QC Line
Persyaratan:
- Usia maksimal 30 tahun.
- Fresh graduate D3/ S1 MIPA, T Kimia/Mikro/Pangan.
- SMK Analis Kimia dengan pengalaman minimal 1 tahun di bidangnya.
- Lebih disukai mengerti dan menguasai analisa Lab.
- Bersedia bekerja dalam shift.
2. Staff Produksi
Persyaratan:
- Usia minimal 21 tahun.
- Pendidikan D3/S1 Teknik Pangan / Industri / Kimia / Mesin/ Elektro / Mekatronika.
- Pengalaman minimal 1 tahun di bidangnya.
- Lebih disukai dari perusahaan FMCG khususnya makanan, minuman & industri plastik (Botol,Cap dan Cup).
- Memiliki leadership yang baik dan dapat bekerjasama dalam team, serta cukup detail.
- Memahami ISO, HACCP, GMP, memahami bahasa Inggris.
- Bersedia bekerja dalam shift
3. Staff Engineering
Persyaratan:
- Usia minimal 21 tahun.
- Pendidikan D3/S1 Teknik Mesin / Elektro/ Mekatronika / Kimia / Lingkungan, pengalaman minimal 1 tahun dibidangnya.
- Lebih disukai dari perusahaan FMCG khususnya beverages & Industri Plastik (Botol, Cup dan Cap).
- Menguasai Maintenance mesin-mesin Produksi.
- Bersedia bekerja dalam shift.
4. Supervisor Warehouse
Persyaratan:
- Usia minimal 22 tahun.
- S1 semua Jurusan / SMA minimal pengalaman 3 tahun.
- Lebih disukai yang memiliki pengalaman di Warehouse (Gudang).
- Paham sistem penyimpanan barang (FIFO / FEFO), stock opname dan administrasi gudang.
- Diutamakan yang sudah mengenal dan menguasai SAP.
5. Supervisor Maintenance
Persyaratan:
- Usia maksimal 35 tahun.
- Pendidikan D3 / S1 Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Mekatronika, pengalaman minimum 1 tahun dibidangnya.
- Lebih disukai dari perusahaan FMCG khususnya beverage & industri plastik (Cap,Cup & Botol).
- Menguasai Plumbing, WTP, Power System, Refrigration System Enumerator, Auto CAD, Technical/ Electrical Drawing.
Bagi kandidat yang berminat dan memenuhi
kualifikasi serta bersedia di tempatkan di Pakatto, Sulawesi Selatan
(Sulsel), silahkan antar langsung lamaran kerja ke: PT Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) Jl Poros Malino Km 30, Desa Pakatto Kec. Bontomarannu, Kab. Gowa Makassar
Lamaran di terima selambatnya pada tanggal 25 November 2015
Sumber situs lowongan kerja: Koran Ujungpandang Ekspress 31 Oktober 2015, semoga dapat bermanfaat.
Lowongan sebagai freelance di PT. MNC GROUP (INDOVISION, OKE VISION, TOP TV)
Anda sedang kuliah,ibu rumah tangga atau sedang bekerja mau mendapat
penghasilan tambahan tanpa harus meninggalkan kuliah anda atau pekerjaan
anda, PT. MNC Sky Vision Membuka lowongan kerja sebagai Sales Freelance dengan penghasilan tidak terbatas.
Adapun tugas member freelance hanya sebagai penghubung ke memco dengan menginfokan data-data pelanggan yang ingin berlangganan.
Adapun kelebihan member freelance :
Resiko 0 % kerugian materi (tanpa harus mengeluarkan modal yang berlebihan)
Menjadi member freelance tanpa harus meninggalkan pekerjaan utama anda (siapa saja bisa jadi member freelance).
Mudah hanya mereferesikan pelanggan.
Pencairan Insentif yang cepat dan transparan.
Jika anda berminat bergabung menjadi member
freelance Indovision, Oke Vision, Top Tv dapat menghubungi : Cp F.
Dicky. H.W,SE 0852-3793-6615
Sumber situs lowongan kerja: https://www.facebook.com/dickyjupiter.racingspeed.5, semoga dapat bermanfaat.
PT Pertamina Geothermal Energy
atau yang biasa disebut PT Pertamina GE merupakan anak perusahaan dari
perusahaan BUMN PT Pertamina, perushaaan didirikan pada tahun 2006 dalam
rangka untuk mengembangkan 15 Wilayah Kerja Usaha Geotermal di
Indonesia. 90% dari saham kepemilikan pangsa energi bebas polusi ini
adalah dari perusahaan penyedia energi milik PT Pertamina (Persero) dan
10% adalah milik PT Pertamina Dana Ventura. Pertamina dahulu disebut
sebagai Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara merupakan
salah satu perusahaan BUMN yang bertugas mengelola penambangan minyak
dan gas bumi di Indonesia. Pertamina masuk urutan ke 122 dalam Fortune
Global 500 pada tahun 2013. Sebuah era baru untuk energi panas bumi
dimulai dengan peresmian Kamojang Geothermal Lapangan pada tanggal 29
Januari 1983 dan diikuti dengan beroperasinya Unit-1 PLTP (30MW) pada
tanggal 7 Februari 1983, dan 2 tahun kemudian, 2 unit yang beroperasi
dengan kapasitas 55 MW, masing-masing. Di pulau Sumatera, Monoblock (2
MW) di Sibayak-Brastagi telah beroperasi untuk pertama kalinya sebagai
Pembangkit Listrik pertama dan yang pertama PLTP dengan kapasitas 20 MW
telah beroperasi di wilayah Lahendong pada Agustus 2001.
Pertamina
Geothermal Energy dalam kegiatan bisnisnya selalu fokus pada kegiatan
untuk meningkatkan produksi di tiga daerah operasi (Kamojang, Lahendong
dan Sibayak). Jumlah produk yang dihasilkan dari 3 daerah operasi
eksisting sebesar 9,5 juta ton uap dengan generasi 1,3 juta MWh. Selain
itu, kontribusi KOB sebesar 30,37 juta ton uap dan 4,1 juta MWh. Total
produksi uap panas bumi pertahun sebesar 39,89 juta ton dengan
pembangkitan listrik mencapai 5,36 juta MWh. PT PGE merupakan perusahaan
yang berorientasi kepada Kegiatan Operasi Terpadu, dimana semua
kegiatan operasi yang dilakukan oleh Total Proyek. PT Pertamina memiliki
hak pengelolaan 15 Wilayah Kerja Pengusahaan panas bumi (WKP) dengan
total potensi 8.480 MW setara dengan 4.392 MMBOE. Dari 15 WKP, 10 WKP
dikelola oleh PT PGE sendiri, yaitu :
Kamojang: 200 MW,
Lahendong: 60 MW,
Sibayak: 12 MW,
Ulubelu,
Lumutbalai,
Hululais,
Kotamubagu,
Sungai Penuh dan
Iyang Argopuro dan
Karahabodas.
Alamat kantor perusahaan :
PT Pertamina Geothermal Energy Menara Cakrawala lt 11, Jl. MH. Thamrin No.9, Jakarta 10340
Dalam
mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dalam visi dan
misi perusahaan selanjutnya dalam bulan November tahun 2015 ini PT
Pertamina Geothermal Energy kembali membuka lowongan kerja terbaru PT Pertamina Geothermal Energy
bagi para pencari kerja yang baru lulus ataupun yang telah memiliki
pengalaman kerja untuk mengisi jabatan pekerjaan dalam jabatan lowongan
yang tertera dibawah ini, bagi pencari kerja yang berminat harap
memperhatikan dengan seksama requirement atau persyaratan yang
dibutuhkan pada setiap jabatan atau dalam jabatan yang dibutuhkan demi
memperlancar dalam proses rekrutmen tenaga kerja. Adapun dibawah ini
adalah dalam jabatan lowongan jabatan pada peluang kali ini dibuka oleh
pihak perusahaan dengan kualifikasi sebagai berikut.
Lowongan PT Pertamina Geothermal Energy Posisi :
SENIOR SUPERVISOR GOVERNMENT & PUBLIC RELATION ( kode : PGE/GPR/02 )
Gambaran Pekerjaan :
Melaksanakan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengelolaan &
pembinaan hubungan dengan stakeholder di lingkungan Area Kerja untuk
menciptakan sinergi dalam rangka menunjang pelaksanaan kegiatan operasi
serta terbangunnya citra positif Perusahaan
Mengusulkan,
mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengendalikan program kerja dan
kegiatan edukasi kepada stakeholders terkait di Area Kerja untuk
memberikan pemahaman tentang kegiatan perusahaan
Membuat
laporan dan mengusulkan perbaikan pelaksanaan kegiatan komunikasi dan
penanganan/ mediasi konflik komunikasi dengan stakeholder di Area Kerja
untuk menciptakan komunikasi yang efektif antara perusahaan dan
stakeholders.
Mengusulkan strategi dan program kerja serta mengkoordinasikan kegiatan CSR.
Persyaratan Pencari Kerja :
Usia maksimum 45 tahun per tanggal 01 Desember 2015
Pendidikan min S1 dari semua jurusan
Memiliki kemampuan dan kompetensi dalam mengoperasikan komputer (MS Office)
Mampu berbahasa Inggris (lisan dan tertulis)
Memiliki TOEFL Score Min. 500
Memiliki pengalaman kerja minimal 5 tahun di bidang Public Relation, CSR, Government Relation.
Lokasi Penempatan di area Geothermal Ulubelu, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung
Tata Cara Pendaftaran :
Diharapkan bagi para pencari kerja yang berminat dengan lowongan kerja PT Pertamina Geothermal Energy terbaru
bulan November 2015 diatas dan merasa memenuhi seluruh kebutuhan yang
dipersyaratkan untuk dapat segera melengkapi berkas lamaran kerja
meliputi surat lamaran kerja, CV dan berkas pelengkap lamaran kerja diatas lainnya seperti Foto Terbaru, kemudian harap silahkan mengikuti tata cara pendaftaran yang ditentukan oleh perusahaan yaitu via pendaftaran ONLINE ke alamat :
Suyadi adalah seniman serba bisa dan
bukan sekedar sosok yang menyuarakan suara Pak Raden dalam film boneka
Si Unyil di TVRI di tahun 80-an.
Ketika malam bertambah larut,
saat undangan dan pengunjung telah meninggalkan ruangan pameran puluhan
karya sketsanya, Suyadi alias Pak Raden masih terlihat bersemangat.
Dia,
dengan telaten, menjawab semua pertanyaan beberapa wartawan secara
bergantian, melayani foto bersama, serta – tentu saja -- menorehkan
tanda tangan kepada para penggemarnya.
Walaupun harus menggunakan
kursi roda dan dipapah oleh pembantu dekatnya (ketika harus naik-turun
tangga), pria kelahiran 28 November 1932 ini juga masih mampu bersuara
lantang – mirip sosok Pak Raden, yang dia perankan dalam seri film
boneka Si Unyil, sekian tahun silam.
"Orang itu kalau berkarya
harus dimulai dengan cinta," kata Suyadi dalam wawancara khusus dengan
wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Kamis (25/04) malam lalu, di
Gedung Bentara Budaya, Jakarta.
Selain mengenakan beskap hitam, blangkon,
kumis tebal palsu, serta tongkat kayu, Suyadi menjawab pertanyaan
dengan tetap berdialek khas serta intonasi kalimat ala Pak Raden.
"Dengan cinta," tegas penggemar pertunjukan wayang orang ini," apapun bisa terjadi, apapun bisa kita capai".
Hal
ini dia utarakan, ketika saya menanyakan apa yang membuatnya mampu
menjaga energi untuk tetap konsisten berkiprah di dunia seni rupa,
selama ini.
“Kalau saya membuat sketsa, atau melukis, menggambar,
kalau dilakukan dengan cinta, tidak ada kata capek,” katanya, lebih
lanjut.
60 tahun berkarya
Ucapan Suyadi ini, tentu saja, bukan sekedar omong-kosong.
Perjalanan hidupnya selama sekitar 60 tahun di dunia seni adalah buktinya.
Diawali
masa kanak-kanaknya, diawal tahun 40-an, yang dihabiskan dengan
menggambar di halaman rumahnya (dengan menggunakan arang atau kapur),
Suyadi seperti sudah menemukan dunianya.
“Tak pelak,” demikian kesaksian Prasodjo Chusnato, manajernya,”seluruh tembok dan lantai rumahnya menjadi media gambarnya.”
Seperti
mudah ditebak, kegemarannya pada menggambar, akhirnya mengantar dirinya
kuliah di Jurusan Seni rupa di Institut Teknologi Bandung, ITB
(1952-1960).
Di sinilah, gabungan antara bakat dan hasrat, Suyadi makin terlibat secara mendalam di dunia seni.
“Tanpa cinta, tidak akan terjadi apa-apa,” tegasnya, dengan kalimat-kalimat yang tetap dengan penuh intonasi.
Semasa
berstatus mahasiswa, demikian disebutkan dalam situs resmi miliknya,
Suyadi sudah menghasilkan sejumlah karya seni -- berupa buku cerita anak
bergambar (sebagai ilustrator dan penulis cerita) dan film pendek
animasi.
Usai menyelesaikan studi di Fakultas Seni Rupa ITB, Suyadi meneruskan belajar animasi di Perancis (1961-1965).
Tetapi
ini barulah langkah awal, sebelum dia akhirnya mengarungi dunia seni
yang lebih luas, yang nantinya membuat namanya tersohor -- dan, lebih
penting lagi, tidak terlupakan.
Film boneka Si Unyil
Di
awal tahun 80-an, sosok Pak Raden, karakter antagonis dalam serial
sandiwara boneka Si Unyil (yang ditayangkan di TVRI), sangat dikenal
banyak orang.
Walaupun film itu akhirnya tidak berlanjut (setelah
berjalan sepuluh tahun), sosok Pak Raden terus menjadi legenda hingga
sekarang, utamanya di kalangan orang-orang yang masa kanak-kanaknya
pernah "dihiburnya".
Bahkan, pada masanya, ketenaran Pak Raden di layar kaca, seperti menutupi bakat dan prestasi lainnya yang dimiliki Suyadi.
Tidak
banyak yang tahu bahwa mantan staf pengajar di jurusan Seni Rupa ITB
(1965-1975) ini tidak sekedar ‘menyuarakan’ suara Pak Raden dalam serial
boneka itu.
Lebih dari itu, menurut situs resmi miliknya, Suyadi menjalankan peran sebagai art director
dalam serial itu, serta “menciptakan model bonekanya dan memasukkan
sejumlah karakter baru antara lain Pak Raden, Pak Ogah, dan Bu Bariah”.
Itulah
sebabnya, selain penulis cerita Kurnain Suhardiman, “kehadiran Suyadi
dalam serial Si Unyil sebagai pemberi ‘nyawa’ sehingga Unyil dan
kawan-kawannya masih hidup dan dicintai hingga saat ini,” kata Prasodjo
Chusnato, manajer Pak Raden sejak delapan tahun lalu, yang kini sedang
menyelesaikan biografi sang tokoh.
Ilham dari mana
Tetapi,
bagaimana awalnya muncul sosok Pak Raden? Dalam berbagai kesempatan,
Suyadi menyebut karakter tokoh antagonis itu muncul karena kebetulan.
"Waktu itu, saya rasa harus ada satu karakter antagonis dalam cerita ini. Akhirnya ya, terciptalah karakter Pak Raden ini”.
Dia kemudian menambahkan: “Dengan kumis dan alis tebal, melengkung ke atas, menandakan kegarangan orangnya". Tentang
dari mana dia mengail inspirasi tokoh-tokoh dalam serial film boneka
yang legendaris, pria yang menyukai hewan peliharaan kucing ini, membuka
rahasia:
“Semua yang ada di sekeliling saya, mereka mempunyai
andil yang besar,” jawab Suyadi, seraya menambahkan, ilham itu juga
mempengaruhi karya-karyanya di bidang seni rupa lainnya.
Dia
kemudian mencontohkan, inspirasi itu bisa datang dari kehidupan di
sekitar kediamannya di kawasan berpenduduk padat di sebuah gang sempit
di Petamburan, tidak jauh dari kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
“Di
sini (di kawasan Petamburan) tiap hari kedengaran ada anak menangis,
anjing menggonggong, kucing bertengkar, ada anak-anak lelaki berkelahi… “
Menurutnya,
situasi seperti itulah yang kerap memberinya ilham dalam penciptaan
karakter serta cerita di balik film boneka tersebut.
“Kalau tanpa
adanya manusia-manusia, atau tanpa anak-anak di sekeliling saya, saya
tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Suyadi, yang sampai sekarang masih
acap diundang untuk mengisi acara mendongeng untuk anak-anak.
“Ilham saya itu datangnya dari manusia,” katanya lagi.
Nasib hak cipta
“Sudah jangan dibicarakan sekarang,” kata Suyadi, dengan nada agak tinggi, menangkis pertanyaan seorang wartawan, malam itu. Jurnalis
muda tersebut menanyakan upaya Suyadi memperjuangkan hak ciptanya atas
boneka-boneka dalam film Si Unyil dari Perum Produksi Film Negara, PFN.
Dalam keadaan sakit dan terhimbit biaya
pengobatannya, Suyadi setahun silam mempertanyakan hak ciptanya, yang
kemudian melahirkan gelombang simpati dari masyarakat.
Kampanye
dukungan pun digulirkan, termasuk penggalangan dana untuk membantu
meringankan pengobatan penyakit osteoartritis -- penyakit degeneratif
sendi – yang dideritanya.
Saat itu, seperti banyak dikutip media,
Suyadi menyatakan: “Saya kehilangan hak apa pun untuk menggunakan Unyil
kalau tidak izin PFN. Karena semua itu sudah milik PFN, menurut PFN.
Nah, inilah yang akan saya perjuangkan.”
Namun pihak PFN saat itu bersikukuh tidak ada yang salah dengan hak cipta tersebut.
Alasannya, Suyadi disebut sudah menandatangi surat penyerahan hak cipta atas boneka-boneka dalam film si Unyil.
Walaupun Suyadi menyebut penyerahan hak
cipta itu ada batas waktunya, tetapi PFN menyatakan itu tidak berbatas
waktu alias selamanya.
Persoalan inilah yang ditanyakan ulang wartawan tersebut, akhir April 2013 lalu.
“Ah, itu sedang diperjuangkan hak ciptanya,” katanya, semula dengan nada diplomatis.
Namun dia kemudian buru-buru menambahkan: “Sudah jangan dibicarakan sekarang, itu menyakitkan hati”.
Sang wartawan kemudian terdiam. Membisu.
Membuat sketsa
Selain
melukis, mendalang, membuat ilustrasi buku untuk anak-anak, membuat
boneka, serta mendongeng, Suyadi ternyata juga rajin membuat sketsa di
atas kertas.
Kepada manajernya, Prasodjo Chusnato, pria kelahiran
Puger, Jember, Jatim ini, selalu ingin mengulang kebiasaan lamanya,
yaitu menonton pagelaran wayang orang, sambil menggambar spontan.
Kalimat itu dia ulang, ketika saya tanya: jika dia bisa mengulang waktu, apa yang ingin dia kerjakan.
“Saya
ini penggemar wayang orang. Saya ingin, aduh, saya ingin mengulang saat
saya duduk di teater wayang orang yang begitu gelap, dan membuat
sketsa-sketsa,” ungkapnya, mengenang kegiatannya di masa lalu itu.
“Itu saya senang sekali,” tambahnya dengan nada berbinar.
“Di
dalam gelap, membuat sketsa, ada yang jadi, ada yang nggak, ada yang
dibuang, itu suatu kenikmatan,” jelas Suyadi yang mengaku di masa kecil
sangat dipengaruhi tokoh-tokoh kartun karya Walt Disneya serta penulis
anak-anak terkenal asal Denmark, Hans Christian Andersen.
Berserakan
Dalam
perjalanannya, Suyadi terus menekuni kebiasaannya membuat sketsa,
tetapi tidak pernah terbersit pada dirinya untuk memamerkannya pada
khalayak umum.
Di sela-sela kegiatan lainnya yang menyita waktu
(termasuk ketika dia meneruskan belajar animasi di Perancis pada
1961-1965), pria yang memilih hidup membujang ini tetap menyempatkan
diri untuk membuat “corat-coret”, yang sebagian dibiarkan berserakan di
rumahnya.
Suatu saat, sejak ditunjuk sebagai manajernya, Prasodjo
Chusnato menemukan lembaran-lembaran kertas yang penuh coretan-coretan
buatan Suyadi -- utamanya karya-karya sketsa yang dia ciptakan selama
kuliah di Paris, Perancis.
Dipenuhi rasa kagum atas kekuatan garis
Suyadi, Chusnato kemudian mengumpulkannya, dan kemudian dia meminta
izin Suyadi untuk menjadikannya dalam sebuah bundel.
“Sketsa itu seperti anak tiri, ndak laku,” jawab Suyadi, seperti ditirukan Chusnato, suatu saat.
Namun akhirnya, Chusnanto mendapat lampu hijau untuk menyusunnya, merestorasi, mengopi ulang, serta akhirnya memperbesarnya.
Semua
itu memakan waktu dua tahun, sebelum akhirnya sekitar 60 sketsanya itu
akhirnya dipamerkan di Bentara Budaya Jakarta, 25 April-5 Mei 2013.
Orang Jawa di Paris
Di hari pembukaan pameran tunggal sketsa Suyadi yang diberi judul Noir at Blanc (Hitam dan Putih), para pengunjung seperti melihat sisi lain sang seniman.
Jika selama ini, karya-karya ilustrasi Suyadi
dilekatkan dengan karakter Pak Raden serta dunia anak-anak (ingat buku
pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar, dengan idiom “Ini Budi, ini
ibu Budi…?” Itu adalah karya Suyadi!) , maka puluhan karya sketsanya
selama di Paris menunjukkan sosok Suyadi yang “cerdik, serta nakal dan
jahil…,” kata Hariadi Saptono, Direktur Eksekutif Bentara Budaya.
Pierre
Labrousse, warga Perancis, penyandang gelar professor dari Institut
National des Languages et Civilisations Orientales, INALCO, mengatakan,
karya-karya sketsanya menunjukkan bahwa “Suyadi bukanlah sekedar tokoh
Pak Raden. Suyadi adalah seorang yang berpengetahuan sangat luas di
antara mereka yang telah membangun Indonesia.”
Puluhan sketsanya yang dipamerkan itu
bercerita tentang pengalamannya selama sekolah di Paris (1961-1964),
yang sebagian berupa peristiwa di hadapannya, atau lewat pengalaman
orang lain di situasi berbeda, kata Chusnato.
“Setelah peristiwa
mengendap, nempel di kepala, tadinya saya mau tulis di buku catatan,
tapi saya lebih cepat menggambar,” kata Suyadi kepada Chusnato.
Bagaimana penilaian Suyadi terhadap karya-karya sketsanya?
“Ini hal-hal yang secara spontan yang saya kerjakan,” katanya, usai pembukaan pameran pada hari pertama.
“Semua
yang mendatangkan perasaan emosi pada diri saya, saya tuangkan dalam
bentuk sketsa,” jelas Suyadi, yang tahun lalu menerima penghargaan
Ganesha Widya Jasa Utama dari ITB Bandung, karena dianggap menunjukkan
prestasi penonjol sebagai pelopor Bidang industri Kreatif Klaster
Animasi dan Tokoh Animator.
Menurut Chusnato, ada pengalaman yang
dituangkan beberapa tahun setelah kejadian, tetapi ada pula yang dibuat
puluhan tahun kemudian.
Kehidupan Bohemian
Di
sela-sela pameran sketsa, saya bertanya beberapa orang untuk menanyakan
komentar mereka tentang sosok Suyadi. Saya juga mengutip keterangan
orang-orang di dalam buku katalog pameran.
"Saya kira dia itu seniman serba bisa," kata Direktur Bentara Budaya, Hariadi Saptono.
Bagaimana dengan kemampuannya mendongeng, atau 'kedekatannya' dengan dunia anak-anak? Tanya saya lagi.
"Dia tetap lebih sebagai perupa, karena lewat senirupa dia menggunakannya untuk media mendidik anak-anak".
Jadi, "saya kira dia itu seorang seniman".
Sementara,
Chusnato Prasodjo yang selama delapan tahun terakhir ditunjuk sebagai
manajernya, menggambarkannya seperti sosok sufi.
"Orang yang membutuhkan uang sesuai kebutuhannya. Sangat sufistik-lah buat saya," kata Chusnato.
Dia juga membenarkan jika ada yang menganggap Suyadi adalah seorang seniman. "Ya, dia merasa dirinya sudah kecebur, dia harus total".
Adapun
Pierre Labrousse, professor dari Institut National des Languages et
Civilisations Orientales, INALCO, yang mengenal Suyadi saat tinggal di
Bandung, menyebutnya "menjalani kehidupan bohemian".
"Saat ini
pada usia 80 tahun lebih, di tengah-tengah kertas coretan gambar, di
tengah ruang yang berantakan dan di tengah kucing-kucingnya... tetap
dengan semangatnya yang tak tergoyahkan... menggebu-gebu dengan gairah
seperti anak muda."
Kembali melukis
"Itu
terlalu dibesarkan, ya. Memang perhatian saya banyak ya. Ke musik ya,
ke karawitan ya, ke pedalangan ya, ke teater ya, ke seni rupa ya, dan
seterusnya, dan seterusnya," jawab Suyadi, ketika saya menanyakan
totalitasnya terhadap dunia seni.
Suyadi mengakui, tidaklah gampang untuk menguasai
semua bidang seni tersebut. "Orang 'kan tidak bisa melakukan semuanya
dengan sempurna," katanya.
Itulah sebabnya, Suyadi akhirnya
memilih salah-satu cabang seni tersebut, yang dianggapnya sesuai "kalau
kata orang sombong itu paling hebat..."
Kemampuan, bakat serta
hasrat Suyadi di bidang seni rupa, mendorong orang-orang dekatnya untuk
membujuknya agar mau mendalami keahliannya itu.
Dorongan seperti ini dia terima, utamanya saat kegiatannya di film seri boneka Si Unyil berakhir.
"Waktu
saya membuat (film boneka) Unyil, yang memang sukses, tapi banyak orang
berkata, 'loh kamu itu kan tidak hanya Unyil saja, kamu 'kan menggambar
juga, melukis juga'," ungkapnya, menirukan masukan orang-orang
dekatnya, kala itu.
"Eh, suyadi, kamu bukan hanya Pak Raden,
pendidikan kamu itu seni rupa, dan kamu itu perupa. Ayo, kembali ke
asalmu," katanya lagi, mengulangi masukan dari sejumlah orang.
Itulah
sebabnya, dia kemudian kembali menggelar pameran karya lukisannya pada
2012 lalu, setelah lebih dari tujuh tahun tidak melakukannya.
"Pokoknya
Pak Raden jangan melupakan seni rupanya," ungkapnya, mengutip masukan
dari beberapa orang yang rupanya mengenal betul keahlian dan hasrat pada
dunia seni yang melekat pada sosok Suyadi, yang pada November nanti
akan berusia 81 tahun.